Abad ke-21 membawa tantangan dan peluang baru bagi profesi kedokteran. Kemajuan teknologi, perubahan sosial, dan isu-isu global seperti pandemi menuntut sebuah redefinisi etika profesi yang relevan dan adaptif. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyadari urgensi ini dan tengah merumuskan sebuah „Manifesto Etik Baru” yang diharapkan menjadi kompas moral bagi dokter Indonesia di era modern ini.
Manifesto ini tidak hanya sekadar pembaruan dari kode etik yang sudah ada, tetapi sebuah revolusi dalam pemikiran tentang profesionalisme dokter. Inti dari manifesto ini adalah penekanan pada pendekatan holistik dan berpusat pada pasien. Dokter tidak lagi hanya dilihat sebagai penyembuh penyakit, tetapi sebagai mitra pasien dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan secara menyeluruh, mempertimbangkan aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Keadilan dan kesetaraan menjadi pilar penting lainnya. Manifesto ini menyerukan penghapusan segala bentuk diskriminasi dalam pelayanan kesehatan, memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi, ras, agama, atau orientasi seksual, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan perawatan yang berkualitas.
Di era digital, tanggung jawab dalam penggunaan teknologi dan informasi menjadi krusial. Manifesto ini akan memberikan panduan etis terkait pemanfaatan kecerdasan buatan, rekam medis elektronik, dan media sosial, termasuk perlindungan data pasien dan pencegahan penyebaran informasi yang tidak akurat.
Kolaborasi interprofesional juga ditekankan. Dokter didorong untuk bekerja sama secara efektif dengan tenaga kesehatan lain, menghargai peran dan keahlian masing-masing demi memberikan pelayanan yang terintegrasi dan komprehensif.
Lebih dari itu, manifesto ini mendorong pembelajaran dan pengembangan profesional berkelanjutan yang tidak hanya fokus pada aspek klinis, tetapi juga pada kemampuan komunikasi, empati, dan pemahaman tentang isu-isu sosial yang mempengaruhi kesehatan. Dokter diharapkan menjadi pembelajar sepanjang hayat yang terus meningkatkan kompetensi dan wawasannya.
Proses penyusunan Manifesto Etik Baru IDI ini melibatkan partisipasi aktif dari berbagai elemen, termasuk anggota IDI dari berbagai spesialisasi dan wilayah, ahli etika, sosiolog, dan perwakilan masyarakat. Tujuannya adalah untuk menghasilkan sebuah dokumen yang tidak hanya ideal, tetapi juga implementatif dan mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Revolusi profesionalisme melalui Manifesto Etik Baru IDI ini diharapkan akan melahirkan dokter-dokter yang tidak hanya kompeten secara klinis, tetapi juga memiliki integritas moral yang tinggi, berempati, adil, dan mampu menjawab tantangan kesehatan di abad ke-21. Ini adalah langkah penting untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap profesi kedokteran dan mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.
Comments are closed